Membangun Budaya Akademik di PTKI
“Saya harap 35.500 dosen kita di PTKI, mampu berbalas buku dalam menyampaikan gagasannya. Kritik terhadap pendidikan kita ini adalah belum mampu menelurkan manusia yang otentik, tapi manusia yang penuh kepalsuan. Menjadi sebuah harapan kita semua pendidikan yang kita terapkan ini mampu menelurkan manusia-manusia yang otentik pemikirannya. Pertemuan ini semoga membuat kita saling memperkaya dan memperkuat kita masing-masing”. Tutup doktor lulusan UIN Sunan Kalijaga ini.
Prof. Ahmad M. Sewang menuturkan budaya kearifan lokal dapat diterapkan dalam budaya pendidikan perguruan tinggi kita. “Budaya akademik yang bersifat universal karateristiknya seperti: Keterbukaan, mengedepankan literasi, menghargai pendapat orang lain dan sikap profesional serta memiliki wawasan yang luas dan karakteristik ini termuat dalam kearifan lokal contohnya di Sulawesi yang terkenal karena budaya lautnya” Jelas guru besar UIN Alauddin Makassar ini.
Meningkatkan budaya akademik yang berkualitas seperti yang diungkapkan oleh Wahyudin Halim, Ph.D banyak metodenya. “Membangun budaya akademik dengan publikasi karya ilmiah dengan cara mendorong budaya membaca, budaya menulis, budaya menghargai orang lain, budaya berbagi, budaya jujur (tidak plagiat), dan budaya dialog (dialektika)”. Demikian ungkapnya.
“Ikutilah orang yang tidak meminta upah” adalah kalimat pembuka yang diucapkan Prof. Azhar Arsyad saat mengawali sesi materi Tradisi Akademik di PTKI. Profesor yang akrab dipanggil Prof. Azhar ini menggaris bawahi budaya akademik yang harus dipelihara seperti spirituality, civility, inner capacity, computer literacy dan english language capacity skills. (dnt)